Monday 4 April 2016

Mesin Kecerdasan STIFIn, Mengenal Kecerdasan dan Rumus Sukses

Jika Tes IQ mengukur Skor Kecerdasan (IQ). Tes STIFIn mengukur Jenis Kecerdasan yang  paling dominan, paling menonjol pada 'Otak Manusia'  secara spesifik disebut Mesin Kecerdasan.



Sering sekali saya mendengar istilah STIFIn. Apalagi kata STIFIn ini selalu dihubungkan dengan 'Mesin Kecerdasan.  Mula-mula saya mengira dan berpikir apa ini semacam test kepribadian, test IQ dan semacamnya itu? Yang untuk mengetahui hasilnya saya harus melalui serangkaian test, mengerjakan soal-soal bahkan mungkin interview. Terus apa beda dan menariknya? 


Akhirnya rasa penasaran saya terkikis. Di hari Minggu tanggal 20 Maret lalu, saya berkesempatan datang di acara Seminar STIFIn di Aula SMP-SMA Insan Cendekia Mandiri Baording School (ICMBS) di Sidoarjo. Tempatnya yang tidak terlalu jauh dari rumah, membuat saya tambah semangat datang. 



Saat memasuki Aula, seperti biasa diawali dengan mengisi absensi kehadiran. Setelah itu saya menjadi bingung *pegangan tembok.  Kenapa?  Karena saya melihat orang-orang berdiri mengular antri sesuatu.  Hohoho... ternyata, mereka antri untuk tes STIFIn.  Rupanya testnya hanya berupa menscan kesepuluh ujung jari kita. Dari kesepuluh sidik jari yang membawa informasi tentang komposisi susunan syaraf tersebut, kemudian akan dianalisa, dan  dihubungkan dengan belahan otak kita. Nah, bagian bagian belahan otak yang paling dominan itulah yang berperan sebagai sistem operasi sekaligus menjadi mesin kecerdasan kita. 


penampakan mesin test STIFIn
Setelah selesai menscan kesepuluh jari, yang tidak sampai 2 menit (antrinya yang luamaa) saya duduk dan siap-siap mendengarkan Bapak Farid Poniman (Founder STIFIn) tentang segala tetek bengek STIFIn ini.

Pak Farid, sudah melakukan riset tentang STIFIn sekitar 16 tahun, hingga beliau mantap dan yakin dengan temuannya tentang mesin kecerdasan ini. STIFIn  meyakini bahwa setiap manusia memiliki 5 mesin kecerdasan (5 belahan otak) tetapi hanya satu yang paling dominan dan inilah yang disebut dengan KECERDASAN TUNGAL.  

Nah lalu bagaimana dengan teori kecerdasan majemuk yang sementara ini banyak diadaptasi oleh para orang tua dan pendidik?  Dengan lantang Pak Farid mengatakan, bahwa STIFIn, memang bersebrangan dengan teori kecerdasan majemuk. 



Kalau yang saya tangkap sih bahwa memang setiap manusia diberi 5 belahan otak, yang masing-masing dapat bekerja, tapi hanya ada satu yang dominan dan menjadi Imam dari semua belahan otak itu. Itulah yang akan menjadi potensi dan karakter setiap individu sampai kapanpun. Sehingga individu itu akan berkata, "Wah ini Gue banget!"  saat ia menemukan potensi kecerdasan dominannya.

Wow ternyata sebegitu dahsyat ya, rahasia sidik jari hingga bisa menganalisa kecerdasan kita.  Lalu apa hubungannya sidik jari dengan potensi kecerdasan?
  • Pola sidik jari ternyata mulai muncul sejak bayi dalam kandungan (usia 13 minggu) dan polanya muncul seiring dengan pola pembentukan dan pertumbuhan otak. 
  • Pola sidik jari ditentukan oleh kromosom yang ditentukan bukan oleh faktor lingkungan melainkan oleh DNA (genetika)
  • Sistem syaraf jari-jari tangan erat hubungannya dengan sistem otak, artinya dengan mengetahui sistem syaraf jari, dapat diketahui sistem syaraf fungsi-fungsi bagian otak
  • Potensi genetik, khususunya bakat, stimulasi kecerdasan, dan karakter kepribadian berkaitan erat dengan sistem syafaf pada fungsi-fungsi bagian otak.
Oh ya, dari tadi panjang lebar belum juga menyinggung tentang apa itu STIFIn.  STIFIn adalah singakat dari :  S: Sensing,  T : Thinking,  I : Intuiting,  F: Feeling,  In : Insting.

Sensing  (S) :  Bagian otak yang  ada di limbik kiri (Memori & Fisik) Orang Sensing, adalah orang yang potensinya MENGHAFAL. Ia menggunakan panca inderanya untuk merekam. 

Cara berkomunikasi dengan orang Sensing : Karena kekuatannya di panca indera, maka nyatakan sesuatu tema dengan jelas, dengan fakta dan contoh.   Selalu berkomunikasi dengan orang sensing dengan lengkap dan pengalaman nyata.

(profesi yang cocok :  Kedokteran, Keuangan, Perbankan, Jurnalistik)

Thinking (T) :  Bagian otak  kiri (Analitis/Logika) Cara belajar terbaik orang thinking adalah dengan menggunakan kemampuan otak kirinya, untuk MENALAR. Orang thinking selalu melakukan observasi terhadap sebuah proses kerja, dengan telaten dan penuh perhitungan.  

Cara komuniasi dengan orang Thinking :  Harus terorganisir, logis, pertimbangkanlah sebab akibat, focus. Jangan pernah tanya pada orang thinking apa yang dirasakan, tapi tanyalah apa yang dipikirkan.  Jangan mengulang-ulang pembicaraan.

(profesi yang cocok : Teknik, sains, peneliti, programer)

Intuiting (I) : Bagian otak kanan (Kreatifitas, imajinasi). Cara belajar terbaik bagi orang Intuiting adalah dengan menggunakan kemampuan otak kanannya dalam mencari IDE dan POLA. Orang Intuiting bekerja dengan imajinasinya. Ide dan Pola bisa Ia temukan dari mana saja. Buku, film, majalah, televisi, lalu lalang jalanan, poster-poster dan lain-lain. Orang Intuiting selalu mencari hal baru dari setiap yang Ia lihat atau dengar. 

Cara komunikasi dengan orang Intuiting : Bicara gambaran-gambaran besar, bicarakan segala kemungkinan, gunakan analogi, kalimat-kalimat metafor, pancing imajinasi mereka. Jangan pernah sekali-kali membebani, atau berbicara dengan orang intuiting dengan detil, karena mereka menyukai konsep besarnya, dan akan mengurai detil dengan imajinasinya.

(profesi yang cocok :  Wirausaha, Desain, Aneka seni, Perfilman, Investasi dll)

Feeling (F) :  Bagian otak yang berada di limbik kanan (Emosi/Hubungan) .  Cara belajar terbaik orang Feeling  adalah melalui ORANG.  Ia akan mendapat pemahaman dan inspirasi  melalui orang lain.  Ia menyukai diskusi, terutama dengan orang-orang yang ingin dia kuasai ilmunya. Kekuatan orang Feeling ada di bibirnya. Ia suka ngomong. 

Cara komunikasi dengan orang Feeling : Katakan anda setuju dengannya, hargai usaha dan kontribusi mereka, kenali legitimasi perasaannya, hargai usaha dan kontribusi mereka, bicaralah dengan mereka dengan antusias, menunjukkan kepedulian, senyum, ramah, dan jaga kontak mata. 

(profesi yang cocok : Komunikasi, Public Speaking, Psikolog, Psikiatik, Administrasi Negara, salemanship, Kehumasan)


Insting (In) :  Bagian otak tengah (naluri,serba bisa).  Dalam dunia medis, otak tengah masih menjadi perdebatan tentang keberadaannya. Karena letaknya yang tersembunyi. Cara belajar terbaik bagi orang Insting adalah MERESPON SECARA CEPAT DAN SPONTAN kebutuhan yang dituntut dari sebuah keadaan, terutama yang terkait dengan ilmu yang ingin dikuasai. Ia serba bisa. Tapi karen serba bisa, tidak ada potensinya yang paling menonjol. Orang Insting adalah penyeimbang dan penengah. Ia sangat suka membantu. 

Cara komunikasi dengan orang Insting : Bicara langsung pada point dengan lemah lembut. Hindari pembahasan yang rumit. Hindari kata-kata bersayap, gunakan sedikit kalimat, dan selalu selesaikan kalimat, jangan menggantung. Tanggapi persis seperti yang ia inginkan.

(profesi yang cocok : Pendakwah, Pekerja Sosial, Pekerja Kemanusiaan, Ilmu Charity)


foto bersama pak Farid Poniman
Setelah saya mendengar penjelasan dari Bapak Farid, saya agak manggut-mangut, saya mulai meraba-raba kira-kira karakter kecerdasan saya dominan yang mana? Tapi lebih akurat memang menunggu hasil testnya. 

Lalu ada pertanyaan, apakah ada individu/manusia yang mempunyai kelima kecerdasan itu dengan sempurna?  Jawabannya ada. Dia adalah Muhammad Rasulullah. Nabi Muhammad adalah orang INSTING yang SEMPURNA. Beliau bisa berkomunikasi dengan siapa saja, dan bisa menyesuaikan kecerdasannya dalam situasi apa yang sedang dihadapi. 

Lalu siapa yang  menjadi target untuk test STIFIn? Pak Farid menjelaskan bahwa test ini bisa dilakukan oleh siapa saja, baik pelajar, orang tua, pendidik, atau profesi lain. 

1. PELAJAR yang ingin mencapai prestasi terbaik dengan waktu studi lebih cepat dengan hasil lebih maksimal sekaligus mempersiapkan masa depannya yang paling “enjoy” dan "gue banget"

2. ORANG TUA yang ingin memberikan bekal terbaik kepada anak-anaknya, dengan mengurangi “biaya kebodohan” sehingga tidak membuang umur dan uang untuk investasi yang tidak perlu.

3. GURU/PENDIDIK yang ingin menemukan cara terbaik dan termudah “mendidik” sesuai dengan pintu masuk/‘Mesin kecerdasan’ anak didiknya, sehingga proses pembelajaran lebih efektif dan efisien.

4. ATASAN yang masih kesulitan mengelola karyawannya sehingga menghambat kinerja perusahaan, dengan mengetahui “Mesin Kecerdasan” sangat terbantu dalam membina pola hubungan dan kerja karyawan.

5. KARYAWAN yang masih berpenghasilan “pas-pasan” karena tidak ada prestasi, dan bingung merencanakan karir dan profesi masa depannya.

6. SUAMI-ISTRI yang masih bermasalah dan belum menemukan nikmatnya berumah tangga karena belum mengenal karakter pasangannya. Ada STIFIn for couple. 

Pak Farid Poniman berbagi cerita, beliau menerapkan metode STIFIn di sekolahnya, dan di Griya Qur'an yang dikelolanya. Dengan metode ini, anak didik menghafal Qur'an dengan lebih mudah dan menyenangkan. Masing-masing anak juga belajar dengan potensi kecerdasannya masing-masing.

Bahkan yang lebih ekstrim, Pak Farid menarik 6 anaknya dari sekolah umum dan memasukannya di sekolah STIFIn yang didirikannya.  Karena Pak Farid merasa bahwa kasihan potensi kecerdasan dominan yang dipunya oleh anak-anaknya, jika harus belajar secara konvesional, belajar semua hal yang sebenarnya tidak disukai, tidak diperlukan dan tidak diinginkan oleh anak-anaknya. 

Pak Farid merasa, di sekolah konvesional, anak-anaknya membuang waktu untuk belajar sesuatu yang tidak bermanfaat untuk masa depannya. Menurut Pak Farid, di masa mendatang, 'ijazah' sudah tidak penting lagi, yang diperhitungkan adalah profesionalitas, kemampuan di bidang yang dikuasai. Di sekolahnya, anak-anak belajar hanya apa yang menjadi potensi dan kesukaannya, pelajaran lain hanya diberikan sebagai wawasan pengetahuan saja. Ijazah diperoleh dengan mengikuti ujian persamaan.

Nah, Pak Farid tidak menyarankan untuk bapak ibu yang hadir, yang kebanyakan kepala sekolah, guru dan orang tua, untuk ekstrim seperti dirinya. Minimal, setelah mengetahui anak atau anak didik mempunyai potensi kecerdasan  dominan yang mana, orang tua dan guru bisa mengajar dan mendampingi dengan lebih baik, sesuai dengan kecerdasan dan karakter yang dimiliki masing-masing anak. 

Nah inilah 3 alasan mengapa anda dan ananda perlu Tes STIFIn yang saya kutip dari pamflet yang dibagikan :

1.  Mengenai cara belajar : Kecerdasan Sensing (S) bagus dalam menghafal, Thingking (T) hebat dalam berhitung, Intuiting (I) jago kreatifitas, Feeling (F) senang jika berdiskusi dan Insting (In) pembelajar serba bisa namun memerlukan ketenangan untuk mengoptimalkan orak tengahnya.

2. Memilih Profesi Secara Jitu :  Sampai anda berkomentar "Ahaa... profesi yang ini Gue Banget! Jika ilihan profesi sudah ngeklik dengan anda , maka proses penggemblengan profesi menjadi mudah dan menyenangkan meskipun digembleng dengan cara yang sangat berat. Pendek kata konsep STIFIn adalah caa paling tepat untuk melakukan tobat profesi.

3. Memilih Tes Mesin Kecerdasan STIFIn sama dengan menghindari spekulasi: Bukan dimaksud untuk pelabelan terhadap satu individu, dan bukan pula peramalan. Pada setiap mesin kecerdasan dan personality terdapat kelebihan dan kelemahan dalam satu paket. Hasil dari test STIFIn  pasti, tidak meraba-raba. Sehingga kesuksesan yang diraih dengan berusaha keras, ada di jalan yang tepat.   


yang berminat untuk test STIFIn di Surabaya itu alamatnya yaa.
Alhamdulillah, hari itu saya mendapat ilmu dan pencerahan tentang STIFIn. Ada keinginan untuk mengetes STIFIn Aisyah. Dengan biaya Rp. 250.000 semoga membawa manfaat untuk jangka panjang.  
 

3 comments:

  1. Mbaaaakkk gak ajak2 klo ada pak farid disitu hiks. tes skalian mbak, mosok gak penasaran hehehe :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maaf mbak Cer, tahu undangannya mendadak dangdut banget hari Sabtu. Semoga di waktu lain P. Farid datang lagi ke Sidoarjo ya :)

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...