Monday 26 August 2013

Cernak Aisya di Konan Radar Bojonegoro

Alhamdulillah... cerita ini dimuat di Konan (Koran Anank)  Radar Bojonegoro Minggu 28 Juli 2013. Cerita ini ditulis Aisya awal tahun 2012, diikutkan lomba Tupperware Childrens Fund "Sayangilah Bumi" tapi masih belum rezeki. Yang penting tetap semangat dan sudah berani ngirim:)  Daripada mubazir, akhirnya di kirim ke Radar Bojonegoro, alamat email : kenalyan@yahoo.co.id


sayang ilustrasinya, Rani tidak pakai kerudung seperti di cerita Aisya :)


Hadiah Penyelamat Bumi
Aisya Putri

Hari ini rumah Rani ramai sekali. Wajar saja, hari itu Tante Erna, Dek Rahma, dan Om Edo berkunjung ke rumah Rani. Rani dan Dek Rahma asyik bermain-main. Rani adalah anak semata wayang. Setiap hari, Rani pasti kesepian dan tidak mempunyai teman. Hari ini, Papa keluar kota karena ada tugas dari kantornya. Papa Rani memang orang yang sangat sibuk. Karena itu Papa jarang menemani Rani. 
 
Tante, tolong buatkan es jeruk ya,” kata Rani saat berada di dapur.

Hush…Tante kan tamu, seharusnya kamu yang membuatkan es untuk Tante.” Mama menasehati Rani. Rani cemberut.

Nggak apa-apa kok Kak,” Tante Erna membela Rani. Rani pun kembali tersenyum.

Nanti minta tolong antarkan ke kamar Rani ya Tante,” kata Rani sambil bergegas pergi ke kamarnya yang berada dilantai dua.

Sesampainya dikamar, Rani langsung menyalakan AC (pendingin ruangan). Rani mengajak Dek Rahma masuk ke kamarnya. Sambil menunggu Tante Erna, Rani dan Dek Rahma bermain-main.

Tok…tok…tok…”seseorang mengetuk pintu kamar Rani.

Masuk!” kata Rani mempersilahkan. Ternyata Tante Erna. Tante Erna membawa nampan berisi es jeruk.
Kenapa kamu menyalakan AC Rani?” tanya Tante Erna sambil memandangi AC yang menyala.

Hari ini kan panas sekali. Kalau tidak menyalakan AC, badan pasti banyak keringatnya. Terpaksa aku tak mengantarkan kue Mama ke Bu Ijah. Kulitku yang putih ini bisa menjadi hitam. Uhg…aku tidak rela.” kata Rani beralasan. Mama Rani seorang penjual kue. Mulai dari kue basah, kue kering, cake, donat, dan aneka roti.

Kamu hanya memikirkan diri kamu sendiri. Lihat, bumi dalam bahaya. Ingat, menyalakan AC itu sama dengan mendukung ‘Global Warming’,”nasihat Tante Erna.

Global Warming itu apa sih?” tanya Rani penasaran.

Besok saja, saat acara ulang tahunmu Tante akan kasih tahu,” kata Tante Erna. Rani semakin penasaran. Setelah makan siang bersama, Tante Erna pun pulang. Karena bosan, Rani memilih untuk tidur.

Sore harinya, Rani mandi cepat-cepat. Hari itu, ia memiliki jadwal les Matematika. Sebenarnya, tempat les bisa dijangkau dengan jalan kaki atau naik sepeda. Ya, tempat les masih berada di dalam komplek perumahan. Hanya sekitar 500 meter. Tapi,itu bukan Rani namanya. Rani minta diantar Om Danang, menggunakan mobil. Om Danang adalah adik bungsu Mama. 
 
Rani memang anak yang boros dan hanya mau yang cepat dan nyaman. Di perjalanan, Rani bertemu Deni, teman lesnya.
Den, kenapa kamu jalan kaki? Biasanya kamu naik sepeda. Dimana sepedamu? Bareng yuk!”ajak Rani sambil membuka kaca mobilnya. Deni geleng-geleng kepala.

Ya Allah kan dekat, entar juga sampek. Ora usah. Lagian, bumi iku lagi terancam. Ati-ati ana global warming.” nasihat Deni dengan logat jawanya. Mobil Rani pun meninggalkan Deni.

Setelah sampai ditempat les, Rani langsung masuk ruang kelas dan menaruh tasnya. Ia lalu menghampiri Bu Desti. Pelajaran pun dimulai dengan lancar. Tak beberapa lama kemudian, pelajaran selesai. Semua murid langsung berhamburan keluar kelas.

Rani, kamu besok ulang tahun kan? Jangan lupa undang aku ya,” kata Hana ketika Rani keluar dari kelas.
Iya. Nanti, akan aku bagikan undangannya. Untukmu sudah ku siapkan. Pestanya sangat meriah, tunggu saja,” jawab Rani sambil membenahi kerudungnya. 
 
Karena terlalu capek, undangan-undangan itu diantar oleh Mama. Rani lelah dan tertidur di sofa ruang keluarga. Ia tak sabar dengan hari esok. Ia telah mengundang semua temannya.
Keesokan harinya, Rani harus menyiapkan perayaan ulang tahunnya. Hari itu, Papa Rani tidak hadir, Rani pun harus menyiapkan pestanya hanya ditemani oleh Mama. Satu persatu teman Rani mulai datang. Setelah semua datang, pesta pun mulai.
Rani menunggu Tante Erna yang belum juga datang. Kata Mama Tante Erna tidak datang. Ia menitipkn hadiah di kebun belakang. Rani menuju kebun belakang dan langsung melihat hadiah yang ada di pojok kebun. Ternyata, itu adalah sebuah tanaman. Tante Erna menggantungkan sepucuk surat di sela-sela rantingnya. Kini, Rani mengerti apa yang disebut global warming. Pemanasan global yang mengancam bumi, yang disebabkan oleh kebiasaan-kebiasaan buruknya selama ini. Ia berjanji akan mengubah kebiasaannya, agar tidak memperbesar global warming dan menjadi penyelamat bumi. [] Penulis adalah siswa SDIT Nurul Fikri Sidoarjo

4 comments:

  1. selamat ya mbak..
    ciamik pesan dalam isinya :)
    *kaosnya warna apa? :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih mbak Binta sudah mampir :) kaosnya warna putih :D

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...