Sunday 9 June 2013

Family Gathering

Musium Mpu Tantular Sidoarjo, 01 Juni 2013


Sabtu pagi ini, kami bersiap menuju musium Mpu Tantular. Kali ini ada undangan acara Family Gathering yang diadakan oleh SDIT Nurul Fikri, khusus untuk kelas 5. Biasanya selama ini kami menghadiri acara family day yang diikuti oleh semua keluarga dari kelas 1 sampai kelas 5. Biasanya acara diisi dengan lomba-lomba antar keluarga, antar orang tua, antar kelompok anak-anak, dan antar kelompok orang tua. 



Kali ini konsep acara dibuat berbeda. Ternyata lomba kekompakan keluarga dibagi dalam empat pos. Dan masing-masing anak sudah mengalungi kartu yang harus dicecklist oleh ustad atau ustadzah yang bertugas di masing-masing pos. Jadi semacam antri bermain di empat wahana bermain. 

Saya pribadi merasakan suasana yang benar-benar berbeda. Biasanya setiap lomba hiruk pikuk ramai sorak sorai, sampai teriak-teriak saling menyemangati, kali ini setiap keluarga bebas bermain tanpa kompetisi. Asal sudah menyelesaikan permainan, dan cheklist, selesai. Justru kami menjadi enjoy karena tidak ada beban harus menang. 

Di pos pertama ada permainan kaki seribu, yang dipandu oleh ustad Hadi. Ayah dan ibu berdiri berdampingan, kaki kanan ibu diikat jadi satu dengan kaki kiri ayah. Lalu harus berjalan kompak ke garis finish dengan dipandu oleh anak. Sampai di garis finish ayah dan ibu harus menjawab pertanyaan yang diajukan. Pertanyaannya, siapa nama guru yang mengajar anaknya. Hihi... bisa dibayangkan kalau salah menjawab, ayah dan ibu pasti malu nggak tahu nama guru anaknya. Untung saya dan suami bisa menjawab dengan tepat *lega... 

Pos kedua, ada permainan kekompakan estafet anak, ibu dan ayah membawa karet gelang dengan sedotan yang digigit, lalu dimasukkan ke dalam botol tanpa boleh jatuh dan menyentuhnya. Pos ini dipandu oleh ustad Zaenal. Pos ini yang paling ramai, dan seru.

Ada permainan finding mom di pos ketiga. Ibu berdiri di satu titik, kemudian ayah berdiri beberapa meter di depannya dengan mata tertutup. Anak memandu Ayah untuk berjalan menemukan ibu. Permainan ini juga cukup seru, kalau ayah nggak hati-hati atau nggak nurut instruksi anaknya bisa-bisa salah sasaran, menemukan ibu lain yang di sebelahnya hihihi.

Pos terakhir, yaitu permainan harta karun. Permainan ini gampang-gampang susah, karena harus mencari kado dan  surat cinta  dari ananda yang disebar di bawah pohon, sela-sela batu, dan  semak-semak. Kebanyakan anak-anak yang menemukan harta karunnya, sebab mereka yang tahu bentuk, bungkus kado dan sampul suratnya. 

Setelah acara ini, semua keluarga kembali masuk ke dalam aula, sambil beristirahat menikmati minum dan kue-kue. Setelah pembukaan oleh anak-anak, kali ini acara juga dikemas berbeda. Anak-anak diminta keluar, untuk melanjutkan bermain-main, sedangkan para orangtua mengikuti talk show yang dipandu oleh ustad Sunarto. Sebagai nara sumber, ustad Choirul Shafrudin yang biasa dipanggil anak-anak ustad Choi. Beliau adalah konselor di sekolah.  

Setelah acara talk show berakhir, dilanjutkan dengan pembagian hadiah untuk orang tua yang beruntung dan anak-anak yang menang dalam permainan mereka. Sekitar jam 12 acara selesai. Alhamdulillah.... kami semua pulang dengan wajah ceria, dan para orang tua berbekal semangat baru untuk belajar mendengar suara hati anak-anak. Meski sebelumnya sempat ada hujan air mata saat ustad Choi membacakan secara acak surat-surat yang mewakili suara hati anak-anak. Saat itu pula ustad Sunarto membagikan kertas, untuk menulis surat cinta balasan buat anak-anak. Hwaa... hujan air mata semakin deras.

karet berantai

berjalan hati-hati biar karet nggak jatuh

Surat cinta dan hadiah buat ayah ibu

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...