Sunday 28 April 2013

Mama, Perempuan Bersahaja yang Mengajariku Banyak Hal

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu ketiga dengan tema: perempuan inspiratifku.




Jika ada yang bertanya siapa perempuan inspiratifmu? Pasti langsung akan saya jawab’Mama’.  Perempuan perantara kehadiran saya di dunia ini. Perempuan biasa yang sangat istimewa  buat saya.

Ibu yang Telaten dan Sabar
Kesabaran dan ketelatenan Mama merawat 6 orang putra-putrinya sungguh selalu membuat terharu bila mengenangnya. Mama merawat saya dan adik-adik dengan tangannya sendiri. Saat itu mbak asisten hanya membantu meringankan pekerjaan rumah tangga, seperti mencuci, menyetrika dan bersih-bersih rumah.  
Mama  selalu menyediakan makanan yang dimasak sediri dari dapur sederhananya. Mulai sarapan, makan siang, makan malam hingga camilan sore hari. Karena terjaganya menu masakan yang disajikan , sampai-sampai saya baru mengenal makan mie instan saat ngekos waktu kuliah. 


Mamalah yang menemani kami sehabis maghrib mengaji dan belajar. Mama juga yang rela menahan kantuk demi menemani Bapak atau adik laki-lakiku menonton pertandingan sepak bola di televisi. Bahkan hampir setiap malam kami bergiliran membangunkan Mama hanya sekedar minta diantar pipis. Belum pernah sekalipun saya mendapati Mama mengeluh karena kerepotannya itu. 

Guru yang disayangi murid-murid kecilnya
Mama bukan full time mom, beliau juga seorang guru di sebuah taman kanak-kanak. Beliau begitu mencintai dunia anak-anak. Mama selalu berkata, “Meski hanya surat Alfatihah  dan doa-doa pendek, yang bisa Mama bagikan, semoga bermanfaat sampai kelak mereka dewasa”

Dan berjalan dengan Mama merupakan kebanggaan tersendiri. Mama layaknya selebritis, Saat kami tengah berjalan beriringan ke pasar, atau sekadar jalan-jalan menikmati pagi, tiba-tiba beberapa bocah mendekati sambil meraih tangan Mama lalu menciumnya. Dan Mama pun akan membalas dengan pelukan hangat dan elusan di kepala bocah-bocah itu.
Sungguh pemandangan yang menakjubkan. Bahkan sampai bocah-bocah itu beranjak dewasa, kebiasaan mencium tangan Mama jika mereka bertemu tak pernah terhapuskan.


Istri yang setia dan luar biasa
Mama adalah seorang istri yang taat pada suami, sangat menjaga kehormatan diri dan keluarga, juga begitu tulus ‘ngladeni’ Bapak. Yang paling saya kagumi, meskipun kerepotan yang sangat luar biasa, Mama selalu tampil rapi di depan Bapak.  Benar-benar menggantungkan ‘daster ’ baju dinas di dapur saat menjelang Bapak pulang. Sampai-sampai kami anak-anaknya setiap sore sehabis mandi, melihat Mama rapi berdandan, kami akan ramai bertanya “Mama bade tindak teng pundi sih?” (1)  Mah, nderek!” (2). Kami ramai membuntuti, dan biasanya Mama malah menggoda dengan senyum-senyum pura-pura membuka pintu depan, lalu masuk lagi duduk tenang sambil membaca buku. Hehe… maka kami serentak akan manyun. 

Mama sangat mengistimewakan Bapak, meski tak mengurangi sedikitpun mengistimewakan anak-anaknya. Bapak punya gelas dan piring istimewa.  setiap pagi dan sore gelas itu dengan setia menemani Bapak dengan aroma teh  tubruk-nya.  Bahkan, saat awal saya berumah tangga, Mama selalu mengingatkan, “Buatkan suamimu minuman kesukaannya” atau “Kalau kamu lapar, makanlah dulu tapi nanti saat suamimu pulang, kamu harus menemaninya makan.” Dan selama saya menjadi puteri beliau, meskipun sambil menggendong atau tengah malam sekalipun Bapak baru pulang, Mama selalu setia menemani Bapak  di meja makan.
Begitulah Mama, begitu menyanjung Bapak. Sungguh saya belajar pada beliau, meskipun saya masih belum bisa sesempurna Mama. Saya masih sering lupa belum bebenah diri, karena alasan repot ngurus anak. Kadang karena super capek dan  ngantuk, saya sering lalai meninggalkan suami makan sendiri.

Mama yang lembut hati dan ringan berbagi.
Mama selalu berbagi meski dalam kesempitan sekalipun. Mama tak pernah menolak pengemis yang datang ke rumah, bahkan setiap hari Jum’at Mama selalu menyediakan uang logam recehan. Mama selalu yakin, bahwa uang yang disedekahkan akan kembali berkali-kali lipat. Allah akan mengembalikan kontan tak lama berselang, atau akan membalasnya lewat kalian, saat Mama sudah tidak ada nanti, begitu Mama menerangkan pada kami. 

Dan memang benar seringkali Allah begitu saja langsung menggantinya. Pemberian Mama Rp. 5000,- sebagai ganti bubur yang tumpah pada seorang penjual bubur, langsung diganti Rp. 500.000 lewat seorang saudara yang tiba-tiba berkunjung tanpa disangka. Memberikan sekantung beras pada seorang janda dan anak yatimnya. Diganti langsung dengan kiriman sekarung beras dari seorang saudara jauh yang lama tak bertandang. Dan banyak lagi keajaiban-keajaiban rezeki yang lain. 

Mama sangat baik pada siapapun. Dan saya menuai kebaikan beliau. Saat saya  mempunyai bayi kedua, selang beberapa bulan setelah Mama berpulang di akhir tahun 2001, tak disangka    mbak yang dulu membantu Mama yang sudah tidak bertemu bertahun-tahun sejak dia menikah tiba-tiba datang sambil menangis. Ternyata dia mimpi bertemu Mama, dan seperti dituntun dia  bersilaturahmi ke rumah kami. Dia sangat terkejut ketika tahu Mama sudah tiada. 

Mbak yang dulu pernah ngemong kami, kami memanggilnya Yu Us, dengan kerelaannya minta ikut saya, membantu mengemong cucu-cucu Mama. Padahal saya di Surabaya, dan dia dari “Bumijawa” desa di lereng gunung Slamet.  Bertahun-tahun   Yu Us ikut saya. Saya menganggap orang tua, bukan ART. Tak berselang lama, saat adik saya repot dengan kelahiran bayinya, gantian Yu Us ikut adik saya di Jakarta. Begitulah, kami menuai kebaikan yang Mama tanam dulu. Padahal saat itu mencari seorang ART yang benar-benar baik sangatlah susah. Benar-benar Allah mengirimkan malaikat penolong pada kami. 

Dan yang selalu saya ingat nasehat Mama, “Jadilah orang yang jujur, dimanapun dan apapun kondisinya. Sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan, Allah tak pernah memberi cobaan pada hambanya diluar batas kemampuannya.”

Sampai kapanpun saya akan selalu memegang nasehat itu. Semoga amal sholih beliau selalu mengalirkan pahala tak putus, dan menempatkan beliau di tempat paling mulia di sisi Allah. Dan jejak cinta sederhananya aka selalu menjadi inspirasi tak lekang waktu.

Mama,
Cinta kasih yang kau punya
Adalah cahaya yang berpendar menembus pekat
Adalah butir embun di ujung daun yang melumatkan dahaga
Adalah lagu yang meninabobokan
Maka kepada Rabb Maha Cinta aku memohon
Cinta kasihmu menjelmalah syurga

*1) Mama mau pergi kemana sih?
*2) Ma, ikuutt....!


 



Silakan mampir juga di sini :)
Sarasehan, Curhat Cinta Kang Abik
Jasmine, Cinta Yang Menyembuhkan Luka 
Jalan-Jalan Murah Meriah ala Aisya dan Deva ^_^ 
Lontong Kupang, Tak Kenal Maka Tak Sayan

2 comments:

  1. jd inget ibuku..ibu memang perempuan yg luar biasa ya mb..

    yuk ikutan giveawayku ya mb :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mb :) insyaAlloh, ancang2 ngubek2 blog mamito dulu;)

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...