Wednesday 19 December 2012

Mereka Memang Unik

Nurul Fikri, 08 Desember 2012


Hari ini, bertepatan hari sabtu menjelang UAS. Seperti biasa, sejak dua hari kemarin Aisya sudah woro-woro, mengulurkan lembar undangan untuk menghadiri pertemuan orang tua murid di sekolah. Sudah bisa ditebak, acara yang dibahas tentu saja persiapan seputar UAS, membagikan foto copy kisi-kisi materi UAS dan ngobrol tentang anak-anak. 

Untuk masalah kognitif alhamdulilah Aisya berada di level aman, Nilai afektif (sikap)juga masih aman, meski sekarang saat kelas 5, terasa perubahan yang tajam. Aisya jadi lebih gigih mempertahankan pendapatnya eh, tapi menurut saya sih sering ngeyel *versi emaknya (padahal, kalau menurut Aisya tuh dia gigih mempertahankan pendapat dan kemauannya hihi), suka protes * kembali lagi yang diprotes pasti emaknya :( dan yang lebih bikin ngelus dada, cerobohnya minta ampun. Terutama untuk masalah alat tulis dan buku-buku pelajaran. Belum habis satu semester, sudah menghabiskan berlusin-lusin pinsil dan penghapus. Kalau nggak hilang, dipinjem teman, ketinggalan dan seribu satu alasan lainnya. Alqur'an, buku tajwid, buku tulis, buku paket, sudah lecek bahkan sampai lepas sampulnya (padahal kalau emaknya mau berbaik sangka, harusnya bangga karena jadi lecek begitu karena rajin dibaca :))


Tapi untuk masalah kedisiplinan dalam mengerjakan tugas, jangan tanya betapa Aisya sangat perfecsionis. Dia bisa tidur larut atau bangun sebelum shubuh untuk menyelesaikan tugas dari sekolah. Memang kelas 5 ini tugas (PR) tidak diberikan hanya di hari Sabtu Minggu, hari biasa pun masih dioleh-olehi tugas oleh ustadah, terutama ustadzah Yayuk dengan tugas soal-soal matematikannya. Pernah ibu-ibu protes, kok bukan hari Sabtu Minggu ada PR? Ternyata itu diberikan supaya anak-anak mau berlatih di rumah. Karena tetap saja, UNAS dan apaun istilahnya tetaplah menjadi dilema untuk sekolah, anak-anak, dan orang tua, yang harus dilewati. Dan di kelas 5 ini memang anak-anak sudah mulai dilatih untuk menyiapkan diri. Untungnya Aisya termasuk type anak yang sangat bertanggung jawab pada PR dan enjoy saja mengerjakannya. 

Nah, saat pertemuan kemarin itu, dibahas juga tentang bimbingan konseling (BK). Untuk BK, karena ustadzah Friska melahirkan dan resign kemudian diganti ustadzah siapa lupa, belum peranh konsultasi dengan ustadzah pengganti ustzah Friska soalnya. Dan sekarang diganti lagi oleh ustad Choi (panggilan akrab ustad Choirudin). Seperti biasa BK hanya ada di hari Selasa, jika ortu ingin konsultasi bisa janjian di hari itu. Untuk memetakan anak-anak ustad Choi meminta semua anak menggambar orang, pohon dan rumah. Dari sana ustad Choi membaca gambar masing-masing anak. Dan kemudian memberi kesimpulan tentang anak-anak di gambar mereka masing-masing. Sehingga ustad ustazah wali kelas bisa memetakan mana anak-anak yang membutuhkan penanganan khusus.

Saat itu, ustad Eddy (wali kelas 5A) mengambil acak gambar masing-masing anak, dengan menutup namanya. Dari gambar-gambar itu tertulis bermacam kesimpulan.  Ada anak yang kemauan keras, suka tebar pesona, mudah marah, sabar dan lain-lain. Karena penasaran maka saat usai pertemuan saya meminta pada ustadzah Ferry (wali kelas 5 B, kelas Aisya) untuk bisa melihat gambar Aisyah. Saat membaca kesimpulan yang ditulis ustad Choi jadi nyengir sendiri. Ternyata apa yang ditulis ustad Choi sesuai dengan apa yang saya rasakan pada Aisya.

Di gambar Aisya, tertulis : Motorik Halus (-), lingkup sosial terbatas, Cemas, Mudah terbebani untuk melangkah, rendah hati.

Yup untuk urusan motorik halus memang Aisyah kurang, makanya kalau ada tugas SBK, dia pasti bete, karena keinginan dia untuk membuat tugas dengan sempurna dengan ketelatenan dan motorik halusnya berbanding terbalik. Beda kalau dia mengerjakan Matematika atau IPA, dia akan betah dan telaten sekali. Jadi kalau dia menggambar atau bikin prakarya harus didampingi, kalau enggak, bisa-bisa kesalahan sedikit yang tidak berarti membuat dia akan mengulanginya dari awal duuhh ... Karena itu, saya membiarkan dia main plastisin, mencoret-coret buku gambar, kanvas sesuka hati, menggunting-gunting kertas, dan satu lagi karena hobinya ikut 'ngerusuhi' di dapur jadi sekalian latihan motorik halus iris-iris, dan kupas-kupas.

Lingkup sosial terbatas. Sebenarnya Aisya sudah menunjukkan kemajuan sangat pesat dibanding awal-awal dia sekolah. Sekarang dia sudah banyak teman, bangkan sudah punya geng, sahabat sejati dan entah apa lagi istilahnya. Bahkan sepulang sekolah saat dijemput, pasti dia masih asik mengobrol dengan Rania, Aina atau Nilam. Temannya juga mulai banyak. Tapi mungkin dia memang belum bisa membaur cepat dengan teman-teman yang menurut dia tidak nyaman atau nggak asik.

Cemas. Mudah terbebani untuk melangkah. Jadi nyengir saya bacanya. Memang Aisya suka gampang cemas kalau mau menghadapi sesuatu. Seperti memimpin doa, ikrar  di depan barisan saat upacara pasti sejak semalam dia sudah mules, padahal kalau sudah dilewati yang lancar-lncar dan baik-baik saja. Setiap mau melakukan sesuatu yang besar, dia pasti sudah mikir macam-macam, padahal sebenarnya dia mampu dan bisa. Jadinya saya dan ayahnya harus extra keras terus-menerus memberi motivasi kalau dia BISA! dan Alhamdulillah, menurut saya sih kePDannya sudah mulai tumbuh.

Rendah Hati. Duhh ... yang terakhir ini yang paling bikin nyess di hati. Mungkin sifat inilah yang membuat teman-temannya menyukainya. Semoga sifat ini selalu ada dalam diri Aisya. Mengawalnya hingga dia dewasa nanti, menjadi apapun dia nantinya aamiin.... Yang jelas saat dia ditanya apa cita-citanya. diantra 100 mimpi yang ingin dicapainya (100 mimpi ini ditulis loh di buku notes tebalnya :D) dia punya 3 cita-cita yang paling diimpikan. Lucunya saat itu dia ngomongnya begini "Tapi ibu jangan ketawain dan jangan marah ya, soalnya cita-citaku nggak menghasilkan uang."
Ternyata 3 cita-citanya sungguh menakjubkan, membuat hati meleleh dan mata berkabut. 1) Menjadi pembela dan penegak agama Allah, 2)Membantu orang yang membutuhkan 3) Menjadi penemu/ilmuwan (dalam coret-coretan di diarynya, pingin jadi manusia pertama yang menginjakkan kaki di matahari (hihi kudu tersenyum geli atau bangga yaa...  ^_^

Hmm... Aisya dan teman-temannya, mereka memang unik dan spesial dengan karakter mereka masing-masing.


Prakrya bikin paper quilling lumayan hasilnya meskipun nggak begitu rapi.

Membatik, sempat bikin pusing kepala karena nggak telaten mewarnai detilnya :D

Dapat tugas bikin poster aksi peduli Palestina. Lumayan buat latihan :)

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...