Wednesday 11 July 2012

Mendadak Cua-Cuap Tentang Motivasi Menulis



Siang itu, tiba-tiba dapat SMS dari Mbak Wiwik. “Bu Vanda, besok minggu bisa mengisi kelas KMA untuk anggota baru FLP Sidoarjo ya?”

Ngelirik kalender, “Glodakk! Bukannya hari Minggu tanggal 1 Juli 2012  itu dua hari lagi?” Ya sudahlah, demi mengikuti jadwal yang sudah ditentukan,  menggantikan Mbak Tatit yang berhalangan. Meski agak merinding disko juga nih, memberi motivasi menulis, lha wong diri ini saja masih butuh berkarung-karung motivasi. ^_^  Bismillah... dengan niat saling berbagi, saling memberi motivasi, the show must go on!


Akhirnya di sela-sela pekerjaan, obrak-abrik buku catatan, buka file materi menulis dari Bang Jonru ngebutlah si Emak bikin materi buat dibagikan besok.  Tarraa... jadilah rangkuman dari sebagian kecil ilmu motivasi menulis.  Berharap, dengan ini semakin menambah bahan bakar motivasi menulis saya yang masih sering kali megap-megap :) 

Ahad pagi, setelah terlebih dahulu menyelesaikan kewajiban di rumah, dengan diantar si Doi meluncur ke rumah Pak Rafif. Alhamdulillah, setelah sempat kesasar mencari markas FLP Sidoarjo yang baru, akhirnya kelar juga amanah yang dibebankan. Berikut ringkasan cuap-cuap si Emak tentang motivasi menulis. 

 

Dari beberapa literatur dan ilmu yang diserap dari para penulis senior, bahwa semua orang bisa menjadi penulis produktif. Dengan cara: Berproseslah menuju ke arah itu.

 (Ya iyalah... nggak mungkin kan, sesuatu didapat secara instan, bim salabim abrakadabra. Semua profesi apapun itu harus melalui sebuah proses)

Untuk menjadi penulis produktif, caranya sangat sederhana. Ikutilah rumus 3 M : MENULIS, MENULIS 

dan MENULIS. Untuk menjalankan rumus 3 M, caranya :
  • Konsisten menulis setiap hari
  • Komitmen menjalankan jadwal menulis yang disepakati diri sendiri
Catatan : Kita tidak perlu seharian menulis di depan computer. Cukup luangkan waktu puluhan menit saja, tapi rutin. (Nah... ini nih yang biasanya sering kita abaikan)
Masalah klise ‘Calon Penulis’
1. Takut ditolak


Dengan kata lain, takut gagal. Atasi ketakutan Anda
Oh ya, satu hal lagi. Naskah yang ditolak belum tentu karena karena kualitasnya jelek. Bisa saja, naskah yang ditolak di media A, ternyata dimuat di media B. Mungkin naskah Anda tidak cocok di media C, tapi sangat cocok di media D. Ada begitu banyak alasan penolakan naskah.


2. Minder


Merasa tulisannya jelek. Bagaimana kita bisa tahu kalau tulisan bagus atau jelek? Jika kita malu untuk mempublikasikannya. Bisa disimpulkan bahwa minder adalah penyakit yang paling banyak menyerang para penulis pemula.
3. Membesar-besarkan masalah
Terlalu banyak alasan sepele, yang dikemukakan. Yang sebenarnya alasan-alasan tersebut bisa dicari solusinya.
“Saya ingin sekali menjadi penulis, tapi:
-Rumah saya sangat bising; banyak penghuninya dan terletak di tengah pasar. Tiap hari sangat gaduh. Tak ada tempat yang tenang untuk menulis.
-Saya tak punya komputer..
-Saya adalah pekerja kantoran yang serba sibuk. Pergi pagi pulang petang. Setiba di rumah, sudah malam dan saya mengantuk. Lagipula saya harus mengurus tiga anak yang semuanya masih kecil.”

4. Dikritik lalu mati
Berbahagialah jika anda menerima kritik, itu artinya masih ada orang yang memperhatikan. Kritikan menandakan bahwa naskah kita ada yang membaca dan mengapresiasi. Jangan pernah mati oleh kritikan, jadikan kritikan sebagai bahan bakar motivasi menulis.
5. Tidak Sabaran

Setiap penulis pasti ingin hari ini menulis, besok sudah terbit, dan selanjutnya langsung dipuji-puji karyanya. Padahal, untuk mencapai itu semua butuh kesabaran yang super. 


6. Malas Berusaha


Ini adalah penyakit yang bisa melanda siapa saja di bidang apa saja. Jadi, ini bukan penyakit khas para calon penulis.

Yuk dobrakl hal-hal di atas dengan cara :
  • Tetapkan motivasi kita menulis: (hobi, uang, prentasi, prestise dll)
  • Yakini tujuan menulis bukan sekedar menulis. Menulis dapat menjadi cara melepas stress, terapi awet muda, bahkan teman curhat yang asik.
  • Kembangkan ‘iri hati yang positif’
  • Bergabung dengan komunitas yang bisa melecut kita untuk tetap menulis.
  • Setelah melakukun rumus 3 M, lanjutkan lakukan rumus 3 B (Baca, Baca, Baca)

Ingatlah! Ada proses panjang dalam pencapaian manusia. Laluilah proses itu dengan sabar. Janganlah berhenti menulis!
Catatan:
Kalau bisa, jangan jadikan menulis hanya sebatas hobi. Karena hobi hanya dilakukan hanya saat kita suka dan mempunyai waktu luang, Jika kita ingin benar-benar menjadi penulis, jadikanlah menulis sebagi kebutuhan dan pilihan hidup. Juga jangan lupa letakkan motivasi ibadah diatas segala motivasi.
Untuk itu ada beberapa tips nih :
  1. Boleh kok meniru gaya menulis penulis idolamu. Lama-lama kamu juga akan menemukan gayamu sendiri.
  2. Jangan memaafkan untuk tidak menulis.Jika kita sudah mentargetkan untuk menulis, maka penuhilah 
    target itu. Entah 1 hari satu cerita, artikel, atau hanya satu paragraf. Jangan memafkan diri sendiri untuk tidak menulis sesuai target. Bila perlu beri reward dan punishment untuk diri sendiri jika kita memenuhi target atau melanggar.
  1. Kamu boleh menulis apa saja , semaumu, yang penting menulis.
  2. Mulailah menulis dari hal-hal kecil di seputar kehidupan-mu
  3. Menulislah, bukan ‘Menyunting’
  4. Buat target pribadi.


Semoga bermanfaat, agar motivasi dan semangat yang menyala-nyala tetap berkobar di hati kita. Karena itu adalah senjata utama meraih impian menjadi penulis sukses!   ^___^  Dan di atas semua itu, tetaplah motivasi utama dari apapun yang kita lakukan adalah semata-mata untuk ibadah, mencari ridho Allah :)


No one can guarantee your success, except yourself.” (Anonim)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...